Jumat, 06 September 2013

Ingin Bayi Dalam Kandungan Anda Cerdas ?

Anda ingin memiliki anak yang cerdas..? Kita dapat memulainya sejak anak masih dalam kandungan ibu. Berikut ini 6 cara mencetak janin cerdas :
1. Minum Susu
Susu kaya protein, vitamin A, vitamin B12, vitamin D, potasium, fosfor, serta niasin. Selain itu, susu berperan penting pada fungsi syaraf, kontraksi otot, dan pembekuan darah. Bahkan vitamin D di dalamnya bisa membantu penyerapan kalsium.
Susu juga mengandung choline, zat gizi yang berandil mengantarkan rangsang ke syaraf otak. Ibu hamil yang mengkonsumsi choline dalam jumlah cukup akan melahirkan bayi dengan kemampuan memori yang bagus sepanjang hidupnya. Jadi, choline memang berpengaruh terhadap perkembangan otak dan memori pada otak janin anda.
2. Makan Ikan
Kecerdasan janin bisa dimaksimalkan dengan asupan cukup protein. Protein bagus berasal dari hewani, seperti ikan, ayam, daging dan telur. Protein terbaik untuk membentuk kecerdasan bayi bersumber dari ikan laut dalam (tuna, salmon, kakap) karena mengandung asam lemak yakni DHA (asam dokosaheksanoat) yang mirip asam lemak omega-3. Asam lemak omega paling banyak terdapat di bagian kepala ikan. Jadi, bila makan ikan, bagian kepalanya jangan dibuang (bagus juga menyantap gulai kepala ikan). Apabila janin tidak mendapat DHA yang mencukupi dikhawatirkan besarnya nanti akan mengalami kesulitan dalam  mengendalikan emosi, gangguan sistem kekebalan, serta kesulitan belajar. (Kalau anda berbakat alergi, konsultasikan dulu dengan dokter).
Ikan juga sumber yodium, zat gizi yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan janin secara menyeluruh. Janin pada trimester ke-1 belum bisa mendapatkan yodium dari kelenjar tiroidnya sendiri. Padahal, 80% yodium tersedia dalam kelenjar tiroid ibu. Setiap kali janin butuh yodium, ia akan menyedotnya dari tubuh  ibu melalui plasenta.
Terbayangkan bagaimana efeknya kalau ibu hamil sampai kekurangan yodium.? Pertumbuhan janin akan terhambat. Bahkan, bisa jadi kelak ia akan tumbuh lebih kerdil ketimbang teman-teman seusianya. Menurut penelitian, anak-anak yang ibunya kekurangan yodium ketika hamil IQ-nya 4 point lebih rendah dibanding dengan mereka yang ibunya tidak pernah kekurangan yodium.
3. Sering Mengajak Si Kecil Berbicara
Janin usia 6 bulan sudah bisa mendengar bunti-bunyian. Penelitian membuktikan, janin memasuki trimester ke-3, bukan hanya bisa mendengar suara, tetapi juga bisa “belajar”. Para peneliti memperdengarkan bunyi-bunyian pada janin, lalu memonitor dengan USG (ultrasonografi) untuk melihat reaksinya. Ternyata, janin bereaksi lebih cepat setiap kali mendengar bunyi-bunyian. Janin, bayi maupun balita yanng dibesarkan dalam lingkungan  yang membiasakannya untuk berbicara dengan baik, mendengar dan membaca, cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi dan lebih maju di sekolah.
4. memperdengarkan Musik Klasik
Janin yang terbiasa mendengar musik klasik yang tenang memang cenderung menjadi anak yang tenang. Ia juga gampang tidur nyenyak. Tidur lelap ini mempengaruhi perkembangan otak. Sel syaraf di otak tumbuh pesat ketika bayi tidur. Kalau ia tenang, ia akan cukup tidur, dan perkembangan otak pun maksimal.
5. Rajin Olahraga
Dengan rutin berolahraga, aliran darah ibu hamil akan lancar. Aliran darah yang lancar akan mengantar oksigen secara lancar pula bagi janin anda sehingga perkembangan janin pun terpacu pesat.
6. Gaya Hidup Sehat
Menghindari asap rokok, minuman keras, dan obat-obatan yang tidak perlu bisa meminimalkan gangguan pada perkembangan syaraf bayi. Bayi yang lahir dari ibu perokok berpotensi ber-IQ rendah, bobot lahir rendah, lingkar kepala lebih kecil, lahir prematur, dan perawatan saat di ICU lebih lama dibandingkan dengan bayi dari ibu yang tidak merokok selama hamil.
Asap rokok mengurangi pasokan oksigen yang sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan sistem syaraf janin. Nikotin rokok akan membuat saluran utero-plasental  menyempit. Akibatnya, sel-sel otak bayi akan menderita hypoxia atau kekurangan oksigen.
Asap rokok juga akan memicu terjadinya proses carboxy hemoglobin, yaitu sel-sel darah yang semestinya mengikat oksigen malah mengikat CO dari asap rokok. Selain itu, asap rokok juga mengandung sekitar 2.000 – 4.000 senyawa kimia beracun yang secara langsung mengganggu dan merusak berbagai proses tumbuh kembang sel-sel dan sistem syaraf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar